MAKALAH
SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF
“Bidang Keuangan“
Dosen Pengampu : Endang Kurniawan, S.Kom, M.M
1. Della
Ernalia (4113026)
2. Dedy
Arista Wijaya (4113031)
3. Zakiyah Novitasari (4113070)
4. Adzam Imron Maulana (4113090)
5. Khuliatul
Musa’adah (4113125)
KELAS : A
PROGRAM
STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini merupakan
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Eksekutif.
Di dalam penyusunan
makalah ini, penulis menyadari dengan sepenuh hati akan kurang sempurnanya makalah
ini, mengingat tingkat kemampuan serta pengalaman penulis belum luas. Namun
demikian, penulis akan berusaha keras untuk menyusun makalah ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca. Terimakasih.
Jombang, 29 November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB
I ... PENDAHULUAN
...... 1.1
Latar Belakang Masalah............................................................... 1
...... 1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 2
...... 1.3 Tujuan Makalah............................................................................ 2
BAB
II .. PEMBAHASAN
...... 2.1
Definisi Sistem Informasi Eksekutif Keuangan........................... 3
...... 2.2
Fungi Sistem Informasi Eksekutif Keuangan............................... 3
...... 2.3
Tujuan Sistem Informasi Eksekutif Keuangan.............................
4
...... 2.4
Model Sistem Informasi Eksekutif Keuangan............................. 4
............. 2.4.1
Subsistem Input.................................................................. 4
............. 2.4.2
Subsistem Output............................................................... 9
BAB
III.. PENUTUP
...... 3.1
Kesimpulan................................................................................... 15
Daftar Pustaka.................................................................................................... 17
Contoh SIE......................................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kemajuan TI telah mengubah cara instansi/lembaga dalam mengumpulkan data, memproses dan melaporkan
informasi keuangan. Oleh karena itu auditor akan banyak
menemukan lingkungan dimana data tersimpan lebih banyak dalam media
elektronik dibanding media kertas. Auditor harus menentukan bagaimana instansi/lembaga
menggunakan system TI untuk meng-inisiasi, mencatat, memproses dan melaporkan
transaksi dalam laporan keuangan. Sebenarnya tidak ada perbedaan konsep audit
yang berlaku untuk system yang kompleks dan system manual, yang berbeda
hanyalah metode-metode spesifik yang cocok dengan situasi system informasi
akuntansi yang ada. Pemahaman ini diperlukan dalam rangka mendapatkan pemahaman
internal control yang baik agar dapat merencanakan audit dan menentukan sifat,
timing dan perluasan pengujian yang akan dilakukan.
Sistem infomasi eksekutif keuangan
mekanis telah digunakan dalam bisnis selama seratus tahun atau lebih. Mesin
kartu berlubang, yang menjadi satu-satunya altematif bagi permasahaan besar sebelum adanya komputer, digunakan tetutama
dalam fungsi keuangan. Hal yang sama terjadi pada mesin bookkeeping keydriven.
Aplikasi mesin ini terbatas untuk digunakan dalam pemrosesan data accounting,
dan hanya sedikit penggunaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan informasi
manajer bahkan untuk manajer keuangan. Ketika komputer muncul, ia diterapkan
dengan cara yang sama. Tjdak sampai pada pertengahan tahun 1960-an, sistem
informasi keuangan diiembangkan dan ia tidak hanya digunakan untuk menangani
tugas accounting dasar. Kita telah mengetahui bahwa fungsi keuangan berkaitan
dengan ams uang dalam instansi/lembaga. Pada mulanya harus diperoleh uang untuk mendukung
manufaktur, pemasaran, dan aktivitas yang lain. Kemudian, pendanaan tersebut
harus dlkontrol untuk memastikan bahwa ia digunakan secara efektif. Semua
manajer dalam pemsahaan mempunyai tanggung jawab keuangan. Mereka diberi
anggaran biaya operasi seminim mungkin dan diharapkan untuk menjaga pengeluaran
biaya melampau batasan anggaran tersebut. Informasi yang men~elaskan arus uang
baik yang dianggarkan maupun yang sebenarnya memungkinkan manajer untuk
melakukan tanggung jawab keuangannya. Informasi ini diberikan oleh sistem
informasi keuangan. Sistem informasi eksekutif keuangan mempunyai tiga tugas pokok: (I) Mengidentifikasi kebutuhan uang yang akan
datang, (2) membantu perolehan dana tersebut, dan (3) mengontrol penggunaannya.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan Makalah ini menjelaskan tentang :
1.
Definisi Sistem Informasi Eksekutif Keuangan
2. Model Sistem Informasi Eksekutif
Keuangan
3. Macam subsistem Input
4. Macam subsistem Output
5.
Fungsi dan Tujuan Sistem Informasi Eksekutif Keuangan
1.3
Tujuan Makalah
1.
Agar pembaca bisa mengerti pengertian Sistem Informasi Eksekutif Keuangan.
2.
Pembaca mengerti bagaimana Model Sistem Informasi Keuangan
3.
Pembaca tahu apa saja macam subsistem Input dan Output pada Sistem
Informasi Eksekutif
Keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Sistem Informasi Eksekutif Keuangan
Sistem Informasi Keuangan adalah Sistem
Informasi yang
menangani masalah keuangan yang hanya untuk digunakan para Eksekutif atau Top Level
Management dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Dimana dalam sistem ini
hanya menampilkan grafik dan laporan dari seluruh proses bisnis pada organisasi
atau perusahaan tersebut.
Informasi yang diberikan disajikan
dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi matematika,
saran dari sistem pakar, dan komunikasi elektronik.
2.2
Fungsi Sistem Informasi Eksekutif Keuangan
Adapun arahan untuk menunjukan fungsi-fungsi
Sistem Informasi Eksekutif keuangan dengan pengertian yang
telah dijelaskan sebelumnya, maka wujud Sistem Informasi keuangan secara
administrasi tertera pada bentuk-bentuk formulir, buku – buku dan catatan –
catatan akuntansi serta laporan – laporan yang disajikan.
Adapun fungsi-fungsi tersebut adalah:
1.
Untuk menentukan hasil
dari pada pelaksanaan operasi perusahaan, meliputi:
a.
Adanya pemisah
keterangan jumlah barang dan uang dari catatan – catatan perusahaan.
b.
Membuat laporan untuk
pemimpin.
2.
Untuk dapat mengikuti
jalanya harta dan hutang perusahaan. Di dalam fungsi ini meliputi pemeliharaan
terhadap bermacam – macam buku dan rekening seperti kas, rekening – rekening
milik dan lain-lain.
3. Untuk mempermudah perencanaan kegiatan-kegiatan perusahaan,
tindak lanjut dari pada pelaksanaan dan perbaikan dari rencana-rencana.
2.3
Tujuan Sistem Informasi Eksekutif Keuangan
Pada dasarnya penyusunan Sistem Informasi Eksekutif Keuangan suatu perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang
harus dipertimbangkan baik-baik, yaitu:
1.
Sistem Informasi Eksekutif Keuangan yang disusun itu harus memenuhi prinsip cepat
yaitu bahwa Standar Akuntansi Keuangan harus mampu menyediakan data yang
diperlukan tepat pada waktunya dan dapat memenuhi kebutuhan.
2.
Sistem Informasi Eksekutif keuangan yang disusun itu harus mempunyai prinsip aman yang
berarti bahwa Sistem Inforamasi keuangan harus membantu menjaga harta milik
perusahaan, untuk dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan maka Sistem
Informasi Akuntansi keuangan harus disusun dengn pertimbangan pengawasan –
pengawasan intern.
3.
Sistem Informasi Eksekutif keuangan yang disusun harus mempunyai prinsip murah yang
berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan Sistem Informasi keuangan ini harus
dapat ditekankan sehingga relatif tidak mahal
2.4
Model Sistem Informasi Eksekutif Keuangan
Model Sistem Informasi Eksekutif Keuangan terbagi menjadi 2
bagian yaitu :
2.4.1 Subsistem Input
Ada tiga subsistem input, yaitu:
Subsistem Informasi Akuntansi, Subsistem Audit Internal, dan Subsistem Inteligensi Keuangan.
A.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
1. Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi
bertugas menyediakan data akuntansi
yang berupa catatan mengenai segala sesuatu yang terjadi dalam instansi/lembaga.
Data akuntansi menyediakan catatan mengenai segala sesuatu
yang berhubungan dengan keuangan yang terjadi dalam instansi/lembaga. Catatan
dibuat untuk setiap transaksi, menjelaskan apa yang terjadi, kapan terjadinya,
siapa yang terlibat dan berapa banyak uang yang terlibat. Data ini dapat
dianalisis dalam berbagai cara untuk memnuhi sebagian kebutuhan informasi
manajemen.
Pengumpulan data di bidang
manufaktur diperoleh dari dokumen sumber dan dimasukkan ke dalam database
dengan menggunakan terminal atau dalam jaringan yang ditempatkan di
seluruh instansi/lembaga. Subsistem pemrosesan data juga mengumpulkan data
lingkungan sebagai hasil dari transaksi
bisnis dengan instansi/lembaga lain. Kita telah mengetahui bagaimana sistem
entri pemesanan dan account receivable mengumpulkan data dan bagaimana sistem
pembelian, penerimaan, dan account payable mengumpulkan data pemasok.
Data internal berfungsi sebagai dasar untuk pemecahan masalah yang berhubungan dengan
segala aspek operasi instansi/lembaga. Sebagai contoh menggunakan data yang diperoleh
dari pelaporan kerja, yang digunakan dasar untuk menyusun atau merevisi
keputusan mengenai inventarisasi manajer.
Sinonim dengan Pemrosesan data. Dalam pandangan kita, sistem
pemrosesan data adalah sama dengan sistem accounting.
2.
Tujuan
Tujuan pemrosesan data adalah
untuk menghasilkan dan memelihara record pemisahaan yang up-tedate.
3.
Tugas Pokok.
Pemrosesan data mempunyai empat tugas pokok, yaitu
pengumpulan data, pengubahan data, penyimpanan data, dan pembuatan dokumen.
4.
Sifat Pemrosesan Data
Pemrosesan data menjalankan
tugas yang penting, secara relatif mengikuti prosedur standart, memberikan data
yang lengkap, utamanya mempunyai fokus historis, dan memberikan informasi
pemecahan masalah mini- mal.
B.
Sub Sistem Audit Internal
1.
Pengertian
Auditor adalah orang bertugas
memeriksa catatan akuntansi untuk menguji kebenarannya. Auditor intemal adalah pekerja dalam instansi atau lembaga, yang
biasanya terlibat dalam pekerjaan perancangan dan evaluasi sistem informasi
konseptual seluruh instansi/lembaga.
Subsistem audit internal sama
dengan subsistem penelitian pemasaran dan subsistem teknik industri, yakni
bahwa mereka ini dirancang untuk melakukan studi khusus mengenai operasi instansi/lembaga.
Auditor intemal hams memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Ini rneliputi pemahaman kornputer dan
informasi, selain kemampuan auditing standart yang dimilikinya. Mungkin
kebalikan dari apa yang anda perkiakan, bahwa auditor internal tidak selalu
hams dari lulusan perguruan tinggi jurusan accounting, namun mereka yang bekeja
di auditing bisa dari berbagai macam disiplin ilmu. Kondisi ini, dan dengan
adanya kenyataan hahwa sistem bisnis bersifat sangat kompleks, menyebabkan
auditor intemal hatus setidaknya menjalani training sekitar empat tahun.
Semuanya ini dimaksudkan agar auditor intemal, sperti halnya spesialis
informasi, dapat memberikan kontribusi yang beragam terhadap proyek sistem
berdasarkan disiplin ilmunya dan berdasarkan pengalamannya. Mungkin tingkat
kontribusi auditor ini bisa dipengamhi oleh sikap manajemen puncak. Jika
manajemen melihat auditor hanya sebagai anjing pengawas yang misi utamanya
mendeteksi kelemahan yang terhadap sistem yang telah diinstal, rnaka
kontribusinya akan sedikit. Sebaliknya, bila manajemen melihatnya secara
posotif yaitu bahwa ia dapat memberikan masukan atau pengaruh kepada selumh siklus hidup CBIS, maka tingkat
kontribusinya akan tinggi.
Auditor internal, seperti
halnya insinyur industri, biasanya hanya terbatas melakukan aktivitas internal.
Namun demikian, ada pemikiran diantara internal, bahwa mereka seharusnya lebih
rnernberikan perhatian pada lingkungan. Dengan lebih banyak melihat lingkungan
pemsahaan, auditor akan perspektif yang lebih luas untuk rnernperhatikan sistem
pemsahaan dan ia dapat lebih mempunyai peran dalam tugas konsultasinya.
Selama ini tak ada tanda yang
menunjukkan bahwa auditor internal telah memiliki perspektif yang lebih luas
tersebut. Namun, untuk mencapai pola yang telah kita terapkan, yaitu sejauh
mana CBIS sehamsnya berfungsi, kita telah menyertakan input lingkungan ke dalam
subsistern auditing internal.
2.
Jenis Auditor
Auditor dibagi menjadi dua
jenis yaitu:
a)
Auditor Ekternal: Auditor yang bekerja untuk kantor akuntansi publik.
Biasanya terdapat pada instansi atau lembaga kecil.
b)
Auditor Internal: Auditor yang dimiliki sendiri oleh instansi atau lembaga.
Biasanya pada instansi/lembaga besar mempunyai staf ini sendiri.
3.
Jenis-jenis Audit Internal :
a) Audit
Keuangan. Menguji akurasi
catatan keuangan instansi/lembaga. Audit keuangan melakukan verifikasi terhadap keakurangan
record instansi/lembaga dan merupakan jenis aktivitas yang dilakukan oleh
auditor eksternal. Auditor internal juga melakukan audit keuangan khusus
terpisah dari apa yang dilakukan oleh auditor ekstemal, atau dapat beketja sama
dengan eksternal.
b) Audit Operasional. Bertugas
memeriksa efektivitas prosedur. Audit operasional tidak dilakukan untuk memverifikasi
keakuratan record, namun untuk memvalidasi (mensyahkan) efektivitas prosedur.
Sistem yang dipelajari hampir semuanya bersifat konseptual, bukannya fisik, dan
mungkin melibatkan atau tidak melibatkan penggunaan komputer. Dilakukan oleh analis sistem selama tahap analis dari
siklus hidup sistem.
c) Audit Kesesuaian. Bertugas memeriksa efektivitas prosedur secara berkelanjutan. Kesesuaian, merupakan lanjutan
dari kegiatan audit oprasianal. Audit kesesuaian akan berlanjut terus, sehingga
prosedur di instansi/lembaga akan terus berajalan dengan baik. Audit persetujuan (Kesesuaian)
adalah sama dengan audit operasional kecuali bahwa audit persetujuan bersifat
keluar. Sebagai
contoh, auditor internal bisa secara random menentukan pekerja dan secara
perorangan para pekerja diberi cek pembayaran, dan bukannya rnenggunakan
pengiriman. Hal ini rnemastikan bahwa nama pada sistem penggajian menggambarkan
pekerja yang sebenarnya dan bukannya hanya entri fktif yang dibuat oleh
supervisor yang bertanggung jawab, yang hanya ingin mendapat bagian dari
pembayaran tersebut.
d) Rancangan sistem pengendalian Internal. Rancangan sistem pengendalian Internal merupakan rencana untuk pelaksanaan
audit-audit agar berjalan lebih baik.Auditor internal berpartisipasi aktif dalam pengembangan
sistem. Dalam auditing operasional dan persetujuan, auditor internal
mempelajari sistem yang telah ada. Namun, tak heran kenapa auditor harus
menunggu sampai suatu sistem diimplementasikan, sehingga ia tak dapat memberikan masukan
terhadap pemasangan sistem itu. Salah satu alasannya adalah akan lebih terlalu
mahal untuk rnengoreksi kesalahan sistem pada waktu sistem itu telah diimplementasikan
dari pada melakukan koreksi kepadanya selama waktu perancangan. Alasan yang
lebih penting lagi adalah adanya kenyataan bahwa auditor intemal dapat
menyumbangkan keahliannya untuk meningkatkan kualitas sistem tersebut.
4. Sifat pekerjaan Auditor Internal
a)
Obyektivitas. Pentingnya
Obyektivitas. Seperti halnya auditor ekstemal, unsur yang
berbeda dari pekeja lainnya yang hams dimiliki oleh auditor internal adalah
obyektivitas. Evaluasi dan saran yang diberikannya adalah untuk mengoreksi
sistem orang lain, tidak pernah untuk sistemnya sendiri. Oleh karena itu, ha1 ini akan menjadi
sangat gawat hila
situasi untuk mengoreksi sistemnya sendiri ini tejadi. Agar audit intemal selalu dapat menjaga keobyektivitasannya, ia tidak
disertakan untuk bertanggung jawab atas sistem yang telah ia bantu dalam
pengembangannya. Ia hanya bekeja dalam kapasitasnya sebagai pemberi saran. Ia
membuat rekomendasi atau saran kepada manajemen dan membuat keputusan manajemen
mengenai apakah mengimplementasikan rekomendasi tersebut atau tidak. Dalam hal ini, auditor intemal
melakukan pekejaannya persis sama dengan analis sistem.
b)
Independen
5. Pengetahuan dan Keahlian Auditor Internal
a)
Pendidikan
b)
Kemampuan khusus
c)
Pengalaman
C. Sub sistem Intelijen Keuangan
Sub sistem Intelijen Keuangan bertugas mengidentifikasi sumber-sumber terbaik bagi
modal tambahan dan investasi terbaik bagi kelebihan dana.
Sub sistem Intelijen Keuangan digunakan untuk
mengidentifikasikan sunber – sumber terbaik modal tambahan dan investasi
terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari dua pihak, yakni Pemegang saham
dan masyarakat keuangan.
Subsistem inteligensi keuangan
mengumpulkan data dari masyarakat keuangan, yaitu bank, agen pemerintah, pasar
pengaman, dan sebagainya. Subsistem ini memonitor denyut nadi ekonomi nasional
dan memberikan informasi kepada eksekutif instansi/lembaga dan analis keuangan
mengenai trend yang dapat mempengaruhi kondisi instansi/lembaga. Dalam beberapa
tahun yang lalu, lingkungan yang dimonitor subsistem ini telah meluas dari
lingkup nasional menjadi internasional.
2.4.2 Subsistem
Output
A. Subsistem Peramalan
1.
Pengertian
Sub Sistem Peramalan
bertugas memproyeksikan aktivitas instansi/lembaga untuk jangka waktu sampai
sepuluh tahun atau lebih. Aktivitas tahun yang akan datang terutama dipengangaruhi oleh permintaan
pasar dan hambatan internal, seperti besarnya kapasitas produksi, dan keuangan
yang ada. Bila jangka waktu peramalan tersebut diperpanjang, maka pengaruh
lingkungan meningkat. Perubahan kebutuhan
konsumen harus diantisipasi, seperti halnya mengantisipasi iklim ekonomi. Model peramalan telah
dikembangkan, yang meliputi data internal dan lingkungan. Data ini akan
memberikan dasar bagi perencanaati jangka pendek dan jangka panjang. Model ini
berfungsi sebagai alat DSS untuk memecahkan masalah yang menjadi kurang
terstruktur karena adanya perpanjangan jangka waktu perencanaan. Sistem Peramalan, merupakan salah satu kegiatan matematis
tertua dalam bisnis.
Ada berbagai macam teknik peramalan yang dapat digunakan untuk melihat masa
depan. Instansi/lembaga biasanya akan menggunakan kombiiasi dari beberapa
teknik, dengan mencari prediksi masa depan yang paling baik.
Sebagian besar teknik tersebut bersifat informal dan sangat tergantung pada
pengetahuan, pertimbangan, dan intuisi manajer. Teknik yang lain menggunakan
metode kuantitatif. Metode kuantitatif telah lama digunakan untuk peramalan
sebelum ia doterapkan untuk bidang lain dalam operasi instansi/lembaga.
Sebelum kita membahas cara melakukan peramalan, kita harus mengetahui
bahwa:
2. Fakta Dasar Peramalan:
Sebelum kita membahas cara melakukan peramalan, kita harus mengetahui
bahwa:
a)
Semua peramalan
merupakan proyeksi dari masa lalu
Dasar terbaik
untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa datang adalah dengan melihat
apa yang telah terjadi di masa lampau. Semua jenis peramalan mengikuti
pendekatan atau cara ini. Inilah mengapa data accounting begitu penting untuk
peramalan; yaitu ia memberikan dasar historis.
b)
Semua peramalan adalah keputusan semi terstruktur
Keputusan
peramalan adalah contoh jenis semi terstruktur yang tepat, yang diberikan oleh
DSS. Keputusan didasarkan pada beberapa variabel yang dapat diukur dan beberapa
variabel yang tak dapat
diukur.
c) Tidak ada
peramalan yang sempurna.
Paket peramalan
mainframe yang canggih pun tidak dapat diharapkan memberikan keakuratan
prediisi 100 persen. Karena manajer mengetahui akan sifat peramalan ini, ia
banyak menggunakan petimbangannya dalam menggunakan output untuk dasar
perencanaan masa yang akan datang.
3. Jenis-jenis peramalan
a)
Peramalan jangka panjang
b)
Peramalan jangka pendek
4. Metode Peramalan
a)
Metode Kuantitatif
Bagian keputusan
terstruktur dapat ditangani dengan metode kuantitatif yang berjangkauan dari
yang paling sederbana sampai yang sangat kompleks. Salah satu teknik yang tetap
populer selama dua puluh lima tahun atau lebih adalah regresi. Ia melibatkan
hubungan aktivitas yang menjadi ramalan, seperti penjualan, dengan beberapa
aktivitas lainnya, seperti jumlah tenaga penjual.
b) Metode Non Kuantitatif
Pendekatan
non-kuantitatif tidak melibatkan penghitungan data. Manajer melakukan
penalaran, seperti, "Kami menjual dua ribu unit pada tahun lalu dan kami
harus dapat meningkatkan penjualan tersebut. Maka, saya pikir kami akan menjual dua ribu lima ratus pada
tahun yang akan datang." Ramalan seperti ini hanya mempunyai sedikit dasar
atau bahkan tidak sama sekali, atau ramalan tersebut dapat dihasilkan dari
pengalaman penglihatan bisnis yang telah bertahun-tahun. Banyak manajer yang
dapat melakukan pendekatan non-kuantitatif ini dengan sangat baik.
Beberapa instansi/lembaga telah menetapkan sistem formal yang mencakup
metode kuantitatif. Ada tiga metode, yaitu konsensus panel Delphi dan Rapat elektronik
:
1. Teknik Konsensus Panel.
Teknik konsensus panel terdiri atas
kelompok ahli yang secara terbuka membahas faktor yang berhubungan dengan masa
depan dan melakukan sebuah proyeksi yang didasarkan pada input kombinasi.
2. Metode Delphi
Metode Delphi melibatkan sekelompok ahli yang tidak bertemu secara perorangan, namun
mereka memberikan respon kepada serangkaian quesioner yang dibuat oleh seorang
koordinator. Setiap putaran kuesener menggabungkan input dari putaran
sebelumnya. Dengan demikian, sedikit demi sedikit isinya tersaring terus.
3. Rapat elektronik
Rapat elektronik dilakukan para ahli membahas faktor-faktor
penunjang masa depan menggunakan bantuan berupa alat elektronik.
B. Subsistem
Manajemen Dana
1.
Pengertian
Subsistem Manajemen
Dana bertugas mengatur / mengelola arus uang. Subsistem manajemen dana menggunakan
proyeksi aktivitas instansi/lembaga untuk menentukan arus uang masuk dan keluar
instansi/lembaga. Manajer dapat mensimulasi beberapa strategi yang dirancang
untuk mencapai keseimbangan yang terbaik mengenai arus masuk dan arus keluar
selama jangka waktu yang akan datang, misalnya tahun yang akan datang, misalnya
tahun yang akan datang.
Arus yang seimbang mengurangi kebutuhan yang tidak penting mengenai modal
operasi pinjaman yang tidak diperlukan dan meningkatkan perolehan kembali dana
surplus yang diinvestasikan. Model cash flow dapat dibuat dengan menggunakan
bahasa prosedur, bahasa pemodelan, bahasa generasi keempat atau menggunakan
spreadsheet elektronik. Ini merupakan bidang yang cocok untuk penerapan expert
system.
Kita telah mengetahui bahwa fungsi keuangan menggambarkan arus uang dalam instansi/lembaga.
Subsistem
manajemen dana adalah bagian dari sistem informasi keuangan yang mempunyai
pengaruh yang sangat kuat pada arus tersebut.
2.
Tujuan
a) Memastikan
bahwa arus uang yang masuk melalui pendapatan lebih besar dari arus uang yang
keluar melalui biaya
b) Memastikan bahwa keadaan ini akan stabil sepanjang
tahun
C. Subsistem
Pengendalian
1.
Pengertian
Penggunaan dana yang ada dikendalikan oleh subsistem pengendalian. Subsistem ini terutama terdiri atas
program yang menggunakan data yang dikumpulkan oleh subsistem pemrosesan data,
guna untuk menghasilkan laporan yang menunjukkan bagaimana uang tersebut
digunakan. Laporan tersebut biasanya membandingkan penampilan keuangan yang
sebenarnya dengan anggaran. Sementara bisnis lebih menjadi kompetitif dan biaya
operasi meningkat, maka dibutuhkan penampilan anggaran yang baik. Subsistem
pengontrolan memungkinkan manajer untuk aktivitas pengontrolan biaya.
Ada lebih banyak software aplikasi tertulis untuk bidang keuangan yang
telah dikembangkan dari pada untuk bidang yang lain. Software tersebut kebanyakan berupa paket pemrosesan data,
seperti payroll (penggajian), inventarisasi, dan count receivable.
Sistem informasi keuangan memberikan informasi dalam tiga bentuk utama
yaitu laporan berkala, laporan khusus, dan hasil simulasi matematis. Yang
penting dari fasilitas output ini adalah bahwa ia digunakan oleh perorangan dan
organisasi di luar maupun di dalam pemsahaan. Pemegang saham instansi/lembaga,
anggota masyarakat keuangan, pemerintah, dan pemasok membutuhkan jenis
informasi untuk menjelaskan kondisi keuangan instansi/lembaga yang
berbeda-beda. Juga, sebagian informasi keuangan ditujukan kepada kelompok dan
organisasi yang belum pernah dan belum akan diasosiaslkan dengan pemsahaan
secara langsung, yaitu keamanan, pendidik, dan investor yang potensial.
2.
Proses pembuatan anggaran:
a) Pendekatan dari atas ke bawah (pendekatan top-down)
Bila dilakukan
pendekatan top-down, eksekutif pemsahaan menentukan jumlah anggaran yang
kemudian penentuannya dibebankan kepada tingkat di bawahnya. Rasionalisasi
pelaksanaan pendekatan ini adalah bahwa eksekutif mempunyai pemahaman yang
paling baik mengenai tujuan jangka panjang instansi/lembaga dan dapat
mengalokasikan dana yang dapat digunakan oleb instansi/lembaga untuk mencapai
tujuan tersebut. Namun demikian, anggaran seperti itu mungkin dipandang oleb
manajer tingkat bawah sebagai tujuan yang tidak realistis. Di sini penyusunan anggaran
dilakukan oleh orang yang tidak tahu situasi yang sebenarnya.
b) Pendekatan dari bawah ke atas (pendekatan bottom-up)
Bila dilakuka
pendekatan bottom-up, proses penyusunan anggaran dimulai dari tingkat
organisasional paling bawah dan naik
ke atas. Logikanya adalah bahwa orang yang berada pada tingkat bawah adalah
yang paling dekat dengan tindakan dan paling dapat menentukan kebutuhan
sumbemya. Namun demikian, logika ini biasanya tidak dapat diterima oleh eksekutif instansi/lembaga,
karena manajer tingkat bawah ini mungkin akan meminta anggaran dalam jumlah
yang tidak realistis.
c) Pendekatan partisipasi
Karena adanya
kelemahan dari pendekatan
top-down dan bottom-up tersebut, maka yang paling umum dilakukan adalah proses penyusunan anggaran partisipatif. Yaitu,
orang yang akan menerima dana turut ambil bagian dalam penyusunan jumlah dana
tersebut. Ini adalah pendekatan give and take,
yakni bahwa manajer pada berbagai tingkat melakukan
negoisasi untuk menyusun anggaran agar semuanya mendapatkan kepuasan. Manajer
tingkat menengah berperan pokok dalam proses ini, yaitu dengan memberikan
pandangan jangka panjang kepada eksekutif dan memberikan pandangan mengenai
kehutuhan jangka pendek bagi manajer tingkat bawah.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami susun, kami
dapat menarik kesimpulan bahwa Sistem Informasi Eksekutif Keuangan adalah sistem informasi memberikan informasi
kepada Eksekutif
atau Top Level Management di dalam instansi/lembaga mengenai masalah keuangan instansi/lembaga.
Informasi yang diberikan disajikan
dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi matematika,
saran dari sistem pakar, dan komunikasi elektronik.
1.
Input
a.
Sistem Informasi
Akuntansi, Data akuntansi menyediakan catatan mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan keuangan yang terjadi dalam instansi/lembaga. Catatan dibuat
untuk setiap transaksi, menjelaskan apa yang terjadi, kapan terjadinya, siapa
yang terlibat dan berapa banyak uang yang terlibat. Data ini dapat dianalisis
dalam berbagai cara untuk memnuhi sebagian kebutuhan informasi manajemen.
b.
Subsistem Audit Internal, terdapat 2 jenis Auditor yaitu (1) eksternal,
biasanya terdapat pada instansi/lembaga kecil. (2) internal, biasanya pada instansi/lembaga
besar mempunyai staf ini sendiri. Ada empat jenis dasar kegiatanaudit internal:
1)
Keuangan, menguji
akurasi catatan instansi/lembaga dan merupakan jenis kegiatan yang dilakukan
oleh auditor eksternal.
2)
Operasional, dilakukan
untuk memeriksa efektivitas prosedur. Dilakukan oleh analis sistem selama tahap
analis dari siklus hidup sistem.
3)
Kesesuaian, merupakan
lanjutan dari kegiatan audit oprasianal. Audit kesesuaian akan berlanjut terus,
sehingga prosedur di instansi/lembaga akan terus berajalan dengan baik.
4)
Rancangan Sistem
Pengendalian Internal, merupakan rencana untuk pelaksanaan audit-audit agar
berjalan lebih baik.
c.
Subsistem Intelijen
Keuangan, digunakan untuk mengidentifikasikan sumber-sumber terbaik modal
tambahan dan investasi terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari dua
pihak, yakni Pemegang saham dan masyarakat keuangan.
2.
Output
a.
Sistem Peramalan,
merupakan salah satu kegiatan matematis tertua dalam bisnis. Ada tiga fakta
dasar dalam pemikiran peramalan : (1) Semua peramalan merupakan proyeksi dari
masa lalu (2) Semua peramalan terdiri dari keputusan semistruktur (3) Tidak ada
teknik peramalanyang sempurna.
Terdapat dua jenis peramalan (1) Peramalan Jangka Pendek, dilakukan oleh area fungsional. (2) Peramalan Jangka Panjang, dilakukan oleh suatu area selain pemasaran (suatu kelompok khususyang hanya mempunyai tanggung jawab perencanaan).
Terdapat dua jenis peramalan (1) Peramalan Jangka Pendek, dilakukan oleh area fungsional. (2) Peramalan Jangka Panjang, dilakukan oleh suatu area selain pemasaran (suatu kelompok khususyang hanya mempunyai tanggung jawab perencanaan).
Terdapat dua metode peramalan, antara lain :
1)
Metode peramalan nonkuantitatif,
tidak meliibatkan perhitungan data tetapi didasarkan pada penaksiran subyektif.
2)
Metode Kuantitatif,
melibatkan pembuatan suatu hubungan antara kegiatan yang akan diramal.
b.
Subsistem Manajemen Dana, bertugas untuk mengelola arus uang,menjaganya
agar tetap seimbang dan positif.
c.
Subsistem
Pengendalian, memudahkan manajer untuk menggunakan secara efektif semua sumber
daya yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
(diakses
tanggal 27 Oktober 2015)
(diakses
tanggal 27 Oktober 2015)
(diakses
tanggal 28 Oktober 2015)
(diakses
tanggal 28 Oktober 2015)
http://makalahsie01.blogspot.co.id/2013/09/makalas-sistem-informasi-eksekutif-sie.html
(diakses tanggal 1 November
2015)
Contoh SIE
Di Indonesia sudah banyak perusahaan
yang telah menggunakan Sistem Informasi Eksekutif, contohnya yaitu Bank Mandiri
Bank Mandiri yang didirikan pada
tanggal 2 Oktober 1998 merupakan bagian dari program restrukturisasi perbankan
yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Empat bank milik pemerintah yang
bergabung menjadi bank Mandiri tersebut adalah Bank Bumi Daya, Bank Dagang
Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia.
Dari penyatuan empat bank pemerintah yang
memiliki core banking system yang berbeda-beda, data center yang berbeda-beda,
serta infrastruktur baik hardware, software maupun jaringan yang berbeda-beda
maka pada awal bank Mandiri \ melakukan evaluasi atas core banking sistem dari
keempat bank legacy. Dan pada akhirnya bank Mandiri memutuskan untuk
mengembangkan SIE nya dengan cara memodifikasi sistem core banking Bank Exim
(BEST) untuk memenuhi kebutuhan standar produk awal bank Mandiri yang kemudian
disebut dengan MASTER (Mandiri Sistem Terpadu).
Berdasar hasil evaluasi atas core
banking sistem dari keempat bank legacy tersebut sistem core banking Bank Eximlah
yang dianggap terbaik dari keempat sistem yang ada pada keempat legacy bank dan
yang paling memungkinkan untuk direkomendasikan sebagai standar sistem paling
memungkinkan untuk diimplementasikan sesuai dengan time frame legal merger.
Sistem core banking bank Exim telah
diimplementasikan pada lebih dari 200 cabang, dan terdapat 40 karyawan bank
Exim memahami sistem tersebut dengan baik.
MASTER hanya sebuah solusi
sementara jangka pendek untuk dapat secepatnya beroperasi dalam satu platform.
MASTER tidak dapat mendukung kebutuhan bisnis dan visi bank Mandiri untuk masa
mendatang karena MASTER dibuat pada pertengahan tahun 1980an untuk keperluan
bank dengan segmen korporasi, sedangkan bank Mandiri menyasar pada segmen yang
berbeda denga bank Exim yaitu segmen ritel.
Selain itu, arsitektur sistem
MASTER dikembangkan dengan konsep branch- centric yang tidak dapat mendukung
konsep hub and spoke. Disamping itu database yang dimiliki oleh MASTER ini
cukup terbatas dan tidak dapat memenuhi kebutuhan customer view dan segmentasi
nasabah yang diperlukan.
Selanjutnya dilakukan benchmarking aplikasi
MASTER yang dilakukan di IBM Center Rochester dan diketahui bahwa MASTER tidak
dapat memenuhi kebutuhan bank Mandiri. Dari sini, pihak manajemen bank Mandiri
sepakat untuk mengganti core banking sistemnya dengan sistem off- the-shelf
from the market yang dapat mendukung bisnis dan visi bank Mandiri, dan tidak
mendesain ulang sistem MASTER.
Setelah itu dilakukan penggantian sistem MASTER
ke system eMAS (Enterprise Mandiri Advanced System) yang project pilotnya
dilakukan dalam dua tahap. Sistem eMAS dijalankan senilai US$ 173 juta selama 3
tahun yang mencakup empat inisiatif utama yaitu:
1. Memperkaya dan memperbarui delivery channel.
2. Membangun sistem core banking baru yang terintegrasi.
3. Membangun MIS didukung teknologi Data Warehouse
terkini.
4. Memperkuat dan memperbarui sistem infrastruktur
yang reliable.
didukung oleh anggota tim sebanyak 500 orang,
32 proyek, 18 sistem interfaces dan 128 sub modul. Pada bank Mandiri, ada beberapa
hal yang menjadi perhatian dalam pengelolaan data, yaitu:
1. Timeless: data harus tersedia pada watunya
untuk mengantisipasi perubahan bisnis yang cepat.
2. Usability: data harus sesuai dengan kebutuhan
user.
3. Completeness: data yang lengkap akan dapat
memberikan gambaran bisnis yang lebih baik, sehingga pada saat pemasukan data
(data entry), field-field penting telah dibuat mandatory dan default value.
4. Correctness: ketepatan data untuk digunakannya
parameter table untuk meminimalisir kesalahan pengetikan (typing error).
5. Precision: memastikan bahwa data tetap lengkap
dan sesuai (tidak ada data yang hilang atau berubah).
6. Lack of abiguity: kesamaan persepsi atas data
diperlukan untuk menghindari misinterpretasi.
Untuk mendukung penyediaan data dan informasi
yang lengkap, akurat, tepat waktu dan konsisten maka dibentuk Enterprise
Information Architecture yang bersifat "agile & adaptive" dan
comply dengan Basel II.
Saat ini, sebagian besar proses pelaporan telah
berjalan secara otomatis, meski terdapat beberapa yang masih diperlukan adanya
intervensi atau pengontrolan dari unit terkait dalam hal ini eksekutif untuk
dilakukan adjustment sesuai keputusan manajemen, maupun adanya temuan audit
internal dan eksternal.
Walaupun demikian, diakui pihak IT
bank Mandiri, bahwa masih terasa terdapat kekurang optimalan waktu pemrosesan
pembentukan data menjadi informasi, serta kurangnya pemahaman terhadap
kebutuhan laporan dan data yang tersedia. Untuk itu diperlukan upaya
performance tuning pada database maupun program, termasuk simplifikasi laporan
dan reengineering proses pembentukan laporan.
Pihak bank Mandiri telah melakukan
pengantisipasian external shocks dengan menggunakan Business Intelligence (BI).
Saat ini analisiss Business Intelligence sudah digunakan oleh unit bisnis untuk
pengambilan berbagai keputusan strategis, meskipun sementara ini penggunaannya
masih dalam tahap sales dan marketing product.
Tetapi, untuk lebih mengoptimalkan
penggunaannya perlu disusun datamart (subset dari Data warehouse yang berisi
data yang lebih spesifik yang bersifat departemental) yang lebih komprehensif
dan peningkatan pemahaman, baik oleh IT maupun user, yaitu pihak manajemen
puncak yang tetkait untuk menghindari adanya kesalahan interpretasi (mis-
interpretation).
Semua sistem Informasi Eksekutif PT. Bank
Mandiri dikembangkan oleh Berca Tim, dengan teknologi yang digunakan adalah :
· DB Server: Oracle DB 10g R2 di SunOS
· IBM DataStage sebagai Engine ETL
· OLAP CUBE (MOLAB): Essbase Oracle
· Front End: SAP Excelsius BO dan SAP BO Webi